Kangenwisata - Gowes bareng berikutnya pada 22 Mei 2016 yaitu ke tempat wisata Curug Setawing daerah bukit menoreh Kulon Progo. Lebih dari 50 goweser dari seluruh penjuru Jogja kumpul untuk gowes bareng ke Curug Setawing kali ini.
Perlu diketahui Curug/Air terjun Setawing terletak di deretan perbukitan menoreh di kabupaten Kulon Progo, tepatnnya di dusun Jonggrangan desa Jatimulyo, kecamatan Girimulyo, kabupaten Kulonprogo DIY. Curug Setawing mulai dikenalkan sebagai wisata pada akhir Januari 2015. Curug setawing mempunyai ketinggian sekitar 45.5 meter, dan sumber airnya berasal beberapa sumber mata air yang berada diatasnya.
Air yang mengalir mengandung kapur sehingga endapan dari air tersebut dapat membentuk seperti stalaktit dan stalakmit pada goa atau bahasa jawanya "nyekoro", hal ini bisa dilihat pad dinding air terjun yang memiliki tekstur dari bentukan endapan air kapur tersebut. Bentuk dinding dari air terjun ini memiliki beberapa kali undakan sehingga air terjun yang menabrak undakan tersebut mempunyai efek percikan air yang menyebar. Pada dinding air terjun juga terdapat sebuah ruang yang bisa dimasuki oleh pengunjung, sehingga sekan kita berada dibalik air terjun tersebut. Pada dasar air terjun juga terdapat kubangan atau "kedung" yan tidak terlalu luas namun masih bisa digunakan untuk bermain air atau sekedar bash-basahan.
Dari kubangan/Kedung tersebut kemudian air mengalir lagi ke bawah sekitar 5 meter menuju sungai yang berada di bawahnya. Debit air pada air terjun ini tidak menentu, debit air besar terjad ketika musim penghujan tiba atau sumer air yang berada di atasnya memiliki debit yang besar. Dengan kata lain air terjun ini bisa dikatakan air terjun musiman saja. Ketika musim kemarau beberapa sumber mata air yang berada di atasnya sudah habis diambil oleh warga untuk kebutuhan sehari-hari yang menyebabkan air terjun ini tidak dialiri oleh air.
Itulah tadi sekilas tentang Curug/Air terjun Setawing, kembali lagi ke masalah gowes barengnya. Untuk dapat sampai di curug Setawing bukanlah jarak yang jauh tapi tanjakan panjang dan cukup tinggih sehingga perlu usaha dan tenaga keras untuk sampai bisa ke curug Setawing dengan sepeda.
Titik kumpul pertama di Tugu Jogja dan titik kumpul selanjutnya di jalan Godean sebelah barat pasat Godean, sejak pagi para goweser berdatang dari segala arah, dari timur, selatan utara maupun dari daerah godean sendiri. Awal start perjalanan masih ramai santai, tapi ketika sudah sampai tanjakan tenaga mualai terkuras, khususnya tanjakan Bibis yang bikin kewer-kewer. Ada beberapa yang tidak berhenti istirahat di tanjakan Bibis ini, tapi kebanyakan berhenti untuk istirahat karena tak kuat mengayuh sepedanya, setelah tenaga mulai pulih dilanjutkan panjal pedal lagi, begitu seterusnya jika melewati tanjakan yang super.
Setelah melalui tanjakan yang bikin semangat meningkat, akhirnya sampai juga di lokasi curug Setawing ini, karena saya gowesnya berada di bagian belakang jadi ketika sampai curug banyak goweser lainnya sudah selesai mendinginkan badan di air terjun dan tidak sempat foto rame-rame di curug Setawing ini. setelah puas mendinginkan badan berfoto-foto maka dilanjutkan menuju parkiran untuk pesan minuman hangat agar badan tidak kedinginan sambil ngobrol-ngobrol dan bercanda ria.
Ketika istirahat dirasa cukup kemudian perjalanan dilanjutkan ke arah pulang, tapi ada berberapa rombongan yang dilanjutkan naik keatas menjuju kedung pedut untuk menambah jarak tempuh medan tanjakannya, karena bagi pemula seperti saya tanjakan sampai curug setawing ini saja sudah luar biasa.
Sebelum sampai kota Jogja rombongan menyempatkan mampir dulu ke rumah makan untuk mengisi perut yang keroncongan, kemudian setelah itu dilanjutkan kembali ke rumah masing-masing.
Perlu diketahui Curug/Air terjun Setawing terletak di deretan perbukitan menoreh di kabupaten Kulon Progo, tepatnnya di dusun Jonggrangan desa Jatimulyo, kecamatan Girimulyo, kabupaten Kulonprogo DIY. Curug Setawing mulai dikenalkan sebagai wisata pada akhir Januari 2015. Curug setawing mempunyai ketinggian sekitar 45.5 meter, dan sumber airnya berasal beberapa sumber mata air yang berada diatasnya.
Air yang mengalir mengandung kapur sehingga endapan dari air tersebut dapat membentuk seperti stalaktit dan stalakmit pada goa atau bahasa jawanya "nyekoro", hal ini bisa dilihat pad dinding air terjun yang memiliki tekstur dari bentukan endapan air kapur tersebut. Bentuk dinding dari air terjun ini memiliki beberapa kali undakan sehingga air terjun yang menabrak undakan tersebut mempunyai efek percikan air yang menyebar. Pada dinding air terjun juga terdapat sebuah ruang yang bisa dimasuki oleh pengunjung, sehingga sekan kita berada dibalik air terjun tersebut. Pada dasar air terjun juga terdapat kubangan atau "kedung" yan tidak terlalu luas namun masih bisa digunakan untuk bermain air atau sekedar bash-basahan.
Dari kubangan/Kedung tersebut kemudian air mengalir lagi ke bawah sekitar 5 meter menuju sungai yang berada di bawahnya. Debit air pada air terjun ini tidak menentu, debit air besar terjad ketika musim penghujan tiba atau sumer air yang berada di atasnya memiliki debit yang besar. Dengan kata lain air terjun ini bisa dikatakan air terjun musiman saja. Ketika musim kemarau beberapa sumber mata air yang berada di atasnya sudah habis diambil oleh warga untuk kebutuhan sehari-hari yang menyebabkan air terjun ini tidak dialiri oleh air.
Titik kumpul pertama di Tugu Jogja dan titik kumpul selanjutnya di jalan Godean sebelah barat pasat Godean, sejak pagi para goweser berdatang dari segala arah, dari timur, selatan utara maupun dari daerah godean sendiri. Awal start perjalanan masih ramai santai, tapi ketika sudah sampai tanjakan tenaga mualai terkuras, khususnya tanjakan Bibis yang bikin kewer-kewer. Ada beberapa yang tidak berhenti istirahat di tanjakan Bibis ini, tapi kebanyakan berhenti untuk istirahat karena tak kuat mengayuh sepedanya, setelah tenaga mulai pulih dilanjutkan panjal pedal lagi, begitu seterusnya jika melewati tanjakan yang super.
Setelah melalui tanjakan yang bikin semangat meningkat, akhirnya sampai juga di lokasi curug Setawing ini, karena saya gowesnya berada di bagian belakang jadi ketika sampai curug banyak goweser lainnya sudah selesai mendinginkan badan di air terjun dan tidak sempat foto rame-rame di curug Setawing ini. setelah puas mendinginkan badan berfoto-foto maka dilanjutkan menuju parkiran untuk pesan minuman hangat agar badan tidak kedinginan sambil ngobrol-ngobrol dan bercanda ria.
Ketika istirahat dirasa cukup kemudian perjalanan dilanjutkan ke arah pulang, tapi ada berberapa rombongan yang dilanjutkan naik keatas menjuju kedung pedut untuk menambah jarak tempuh medan tanjakannya, karena bagi pemula seperti saya tanjakan sampai curug setawing ini saja sudah luar biasa.
Sebelum sampai kota Jogja rombongan menyempatkan mampir dulu ke rumah makan untuk mengisi perut yang keroncongan, kemudian setelah itu dilanjutkan kembali ke rumah masing-masing.
Komentar
Posting Komentar